Bubur ayam emang jadi menu sarapan favorit banyak orang. Tapi katanya, buat diabetesi (penderita diabetes), bubur itu pantangan karena bisa bikin gula darah naik drastis. Nah, bener gak sih? Yuk, kita kupas faktanya!
Kenapa Bubur Disebut Berbahaya Buat Diabetesi?
Sebenernya, bukan buburnya yang berbahaya, tapi cara tubuh mencernanya yang bikin kadar gula darah naik cepat. Berikut alasannya:
- Indeks Glikemik Tinggi
Bubur punya indeks glikemik (IG) tinggi, yang berarti lebih cepat diubah jadi gula dalam darah dibanding nasi biasa. Semakin halus teksturnya, makin cepat dicerna tubuh, dan ini bisa bikin lonjakan gula darah. - Kurang Serat
Nasi yang udah jadi bubur kehilangan banyak seratnya. Padahal, serat penting buat memperlambat penyerapan gula ke dalam darah. - Porsi Makan yang Cenderung Lebih Banyak
Karena teksturnya cair, bubur lebih gampang dimakan dalam jumlah besar tanpa sadar. Akibatnya, asupan karbohidrat meningkat, dan gula darah bisa melonjak.
Bolehkah Diabetesi Makan Bubur?
Tenang, diabetesi masih bisa makan bubur asal ada triknya!
✅ Pilih Beras Merah atau Oatmeal
Beras merah atau oatmeal punya indeks glikemik lebih rendah dibanding beras putih, jadi lebih aman buat gula darah.
✅ Tambahkan Protein & Serat
Supaya penyerapan gula lebih lambat, tambahin lauk tinggi protein seperti ayam tanpa kulit, telur, atau tahu tempe. Jangan lupa juga sayuran seperti bayam atau wortel buat nambah serat.
✅ Batasi Porsi
Jangan makan bubur dalam jumlah banyak sekaligus. Coba mulai dengan porsi kecil dan perhatikan efeknya ke gula darah.
✅ Hindari Topping yang Manis & Berminyak
Kerupuk, cakwe, atau kecap manis bisa bikin bubur makin tinggi kalori dan gula. Mending pilih topping sehat seperti kacang-kacangan atau sedikit minyak zaitun.
Kesimpulan
Jadi, anggapan kalau diabetesi gak boleh makan bubur itu bukan mitos, tapi juga bukan larangan mutlak. Yang penting, perhatikan jenis bubur, porsi, dan tambahan lauknya supaya tetap aman buat gula darah.
Nah, masih mau sarapan bubur? Pastikan pakai cara yang lebih sehat, ya!