Riset & Penelitian
Pencapaian
Untuk mendapatkan ketepatan dosis dan kombinasi efek terapi produk herbal, Yacona Indonesia melakukan riset pra klinis pada produk Yakon. Dari hasil riset tersebut didapatkan sebuah formula yang efektif untuk membantu mengatasi diabetes.
(Referensi Penelitian Anshory, et.al, 2014)
Efek Antidiabetes DAUN YAKON (Smallanthus sonchifolius)
-
- Hasil Uji Pra Klinis Penurunan Kadar Gula Darah – Digunakan sebanyak 36 ekor tikus jantan sebagai subyek uji dalam penelitian ini. Tikus-tikus tersebut dibuat menjadi diabetes dengan menyuntikan suatu zat kimia yaitu streptozotocin (STZ), zat ini akan membuat tikus menjadi diabetes karena mampu merusak sel-sel beta pangkreas tikus. Tiga hari setelah disuntik dengan (STZ), tikus diberikan ekstrak daun yakon setiap hari selama 16 hari. Hasil penurunan kadar gula darah tikus seperti pada grafik berikut: Penjelasan hasil :
Setelah tikus disuntik dengan STZ terjadi peningkatan kadar glukosa darah sampai 500 mg/dl (padahal normalnya adalah 90-120 mg/dl) dalam uaktu 3 hari. Setelah diberikan treatment dengan ekstrak daun yakon 120 mg/kgBB setiap hari selama 16 hari terjadi penurunan kadar gula darah sampai 72%, sedangkan tikus yang tidak diberi ekstrak daun yakon (kontrol negatif) kadar gula darahnya terus meningkat. Disamping itu jika dibandingkan dengan tikus yang diberi obat antidiabetes glibenklamid (kontrol positif), penurunan kadar gula darah hanya mencapai 17%. Hal ini menunjukkan bahua efek penurunan kadar gula darah ekstrak daun yakon sangat kuat. - Hasil Uji Pra Klinis Perbaikan Sel Beta Pankreas – Selain melihat penurunan kadar gula darah tikus jantan, hasil perbaikan sel beta pangkreas juga diamati dalam penelitian ini. Streptozotocin yang disuntikkan pada tikus dapat merusak sel beta pangkreas tikus sehingga tikus menjadi diabetes. Ekstrak daun yakon ternyata mampu memperbaiki sel beta pangkreas yang rusak, hal ini terlihat dari tabel hasil pengamatan sel beta pangkreas normal setelah ditreatment dengan ekstrak daun yakon. Penjelasan Hasil:
Tabel diatas menunjukkan rata-rata jumlah sel beta pangkreas normal dari masingmasing kelompok tikus yang diberi perlakuan adalah sebagai berikut:- Kelompok normal, artinya kelompok tikus yang tidak diperlakukan apapun (tidak disuntikkan STZ dan tidak diberi ekstrak daun yakon), jumlah rata-rata sel beta pangkreas normal dalam setiap preparat uji adalah 23 (pembulatan).
- Kelompok positif artinya kelompok tikus yang disuntik STZ selanjutnya ditreatmen dengan obat antidiabetes glibenklamid. Jumlah sel beta pangkreas yang normal hanya 8, hal ini menunjukkan bahua glibenklamid tidak dapat memperbaiki sel beta pangkreas.
- Kelompok negait, artinya kelompok tikus yang disuntik STZ namun tidak ditreatment dengan apapun, jumlah sel beta pangkreas normalnya hanya 11.
- Kelompok perlakuan 1-3 artinya kelompok tikus yang disuntik dengan STZ dan ditreatment dengan ekstrak daun yakon. Hasilnya cukup menakjubkan karena pada perlakuan 3 (ditreatment dengan ekstrak daun yakon 10mg/kgBB) menunjukkan sel beta pangkreas normal mencapai 20 sel dan mendekati jumlah sel pada kelompok normal. Prosentase perbaikan sel beta pangkreas dari ekstrak daun yakon menjadi normal mencapai 90%.
- Hasil Uji Pra Klinis Penurunan Kadar Gula Darah – Digunakan sebanyak 36 ekor tikus jantan sebagai subyek uji dalam penelitian ini. Tikus-tikus tersebut dibuat menjadi diabetes dengan menyuntikan suatu zat kimia yaitu streptozotocin (STZ), zat ini akan membuat tikus menjadi diabetes karena mampu merusak sel-sel beta pangkreas tikus. Tiga hari setelah disuntik dengan (STZ), tikus diberikan ekstrak daun yakon setiap hari selama 16 hari. Hasil penurunan kadar gula darah tikus seperti pada grafik berikut: Penjelasan hasil :